September lalu sebuah
penginapan di Sulawesi Selatan dihebohkan dengan kasus panjang tangan,
peristiwa ini membuat penghuni resah dengan adanya kejadian ini. Tak hanya di
bulan September namun masih ada kejadian-kejadian yang sama di tahun-tahun belakangan,
mulai dari tahun 2014 hingga September 2019.
Adapun perlengkapan yang berhasil di bawah kabur berupa
Komputer, HP, kotak amal Masjid dan hardisk CCTV. Peristiwa ini sudah di lapor
di pihak berwajib namun pihak tersebut seakan menutup mata dan telinga. Iya hanya mengatakan "Sabar saja dulu nanti
di tindak lanjuti". Hari demi hari, tanggal demi tanggal, bulan demi bulan hingga
tahun demi tahun kasus ini hanya menjadi kenangan dalam penginapan.
Dari peristiwa ini ada yang membuat diri saya merasa ganjil
dari beberapa peristiwa di atas, di antaranya kasus di bulan september 2019, di
mana peristiwa ini mengagetkan semua penghuni penginapan tersebut. Di suatu pagi
teman-teman dalam penginapan pergi mencari aktifitas masing-masing ada yang bersekolah
dan ada yang pergi kuliah sehingga yang tinggal di sekitar penginapan ibu dan bapak
pendamping. Namun ada yang membuat penghuni penginapan ini merasa ganjil pada saat
kejadian september 2019, pada saat itu sebahagian bapak dan ibu berkumpul di depan
penginapan sambil membagikan sembako kepada pelajar yang menginap di penginapan
tersebut.
Tak hanya membagikan sembakausalahsatuibupendampingmenyisirkamar
demi kamarsambilmemperhatikan yang manaperlu di bersihkan.
Tepat pukul 2 siang sebahagian penghuni kamar telah tiba dari
aktifitas masing-masing ada salah satu penghuni penginapan ini mencari HP yang
di cas di dekat tempat tidur sebelum iya berangkat ke sekolah. Disaat dia mencari
iya bertanya kepada teman yang lebih dulu datang ke penginapan. Tak hanya teman
yang di Tanya bahkan ibu dan bapak pendamping pun ditanya dengan pertanyaan
yang sama, namun jawaban yang iya dapatkan tidak membuat hatiny amerasa puas. Kini
si korban merasa sedih dan terlihat kurus karena memikirkan HP nya yang hilang tanpa
jejak, orang-orang disekelilingnya hanya bias mengatakan “Sabar saja suatu saat
nanti ada ji gantinya yang lebih baik”. Ada juga yang mengatakan, “Begitu
memang orang kalau terlalu semborono menyimpan barang-barang.” Lebih parahnya lagi
yang mengatakan “kau itu hilang HP mu tapi tak ada beban yang terlihat pada wajahmu
dan kau itu kelihatan seperti tak ada yang terjadi pada dirimu”.
Semua perkataan yang diatas itu di jawab si korban dengan
mengatakan, “Memang kau tak melihat eksprisi saya tetapi hati ini terasa seperti
di cabik-cabik memang bukan kalian yang mengalaminya tetapi besok atau lusa
kalian yang mengalami kasus yang seperti ini maka saya hanya biasa mengatakan sabar
saja, suatu saat nanti ada ji gantinya yang lebih baik, satu lagi yang saya mau
bilang, sebenarnya saya mau marah, mau menangis bahkan membunuh si panjang tangan
itu tapi perbuatan tersebut sangat sia-sia. Karena kalau dipikir secara logika,
menangis siapa yang ditangisi, mau ki marah siapa yang mau di marahi?. Semua itu
tak ada yang abadi pastikan kembali pada yang mahakuasa.
Seperti kata pepatah janganlah kau menganggap barang itu menjadi
milik mu selamanya, karena kalau kamu beranggapan seperti itu lantas barang itu
hilang maka kau akan tidak terima kehilangan barang tersebut.
Kata Firdaus Abdul
Rahim. Kita rehat sejenak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar