Minggu, 17 November 2019

September Keramat





September lalu sebuah penginapan di Sulawesi Selatan dihebohkan dengan kasus panjang tangan, peristiwa ini membuat penghuni resah dengan adanya kejadian ini. Tak hanya di bulan September namun masih ada kejadian-kejadian yang sama di tahun-tahun belakangan, mulai dari tahun 2014 hingga September 2019.
            Adapun perlengkapan yang berhasil di bawah kabur berupa Komputer, HP, kotak amal Masjid dan hardisk CCTV. Peristiwa ini sudah di lapor di pihak berwajib namun pihak tersebut seakan menutup mata dan telinga. Iya hanya mengatakan "Sabar saja dulu nanti di tindak lanjuti". Hari demi hari, tanggal demi tanggal, bulan demi bulan hingga tahun demi tahun kasus ini hanya menjadi kenangan dalam penginapan.
            Dari peristiwa ini ada yang membuat diri saya merasa ganjil dari beberapa peristiwa di atas, di antaranya kasus di bulan september 2019, di mana peristiwa ini mengagetkan semua penghuni penginapan tersebut. Di suatu pagi teman-teman dalam penginapan pergi mencari aktifitas masing-masing ada yang bersekolah dan ada yang pergi kuliah sehingga yang tinggal di sekitar penginapan ibu dan bapak pendamping. Namun ada yang membuat penghuni penginapan ini merasa ganjil pada saat kejadian september 2019, pada saat itu sebahagian bapak dan ibu berkumpul di depan penginapan sambil membagikan sembako kepada pelajar yang menginap di penginapan tersebut.
            Tak hanya membagikan sembakausalahsatuibupendampingmenyisirkamar demi kamarsambilmemperhatikan yang manaperlu di bersihkan.
            Tepat pukul 2 siang sebahagian penghuni kamar telah tiba dari aktifitas masing-masing ada salah satu penghuni penginapan ini mencari HP yang di cas di dekat tempat tidur sebelum iya berangkat ke sekolah. Disaat dia mencari iya bertanya kepada teman yang lebih dulu datang ke penginapan. Tak hanya teman yang di Tanya bahkan ibu dan bapak pendamping pun ditanya dengan pertanyaan yang sama, namun jawaban yang iya dapatkan tidak membuat hatiny amerasa puas. Kini si korban merasa sedih dan terlihat kurus karena memikirkan HP nya yang hilang tanpa jejak, orang-orang disekelilingnya hanya bias mengatakan “Sabar saja suatu saat nanti ada ji gantinya yang lebih baik”. Ada juga yang mengatakan, “Begitu memang orang kalau terlalu semborono menyimpan barang-barang.” Lebih parahnya lagi yang mengatakan “kau itu hilang HP mu tapi tak ada beban yang terlihat pada wajahmu dan kau itu kelihatan seperti tak ada yang terjadi pada dirimu”.
            Semua perkataan yang diatas itu di jawab si korban dengan mengatakan, “Memang kau tak melihat eksprisi saya tetapi hati ini terasa seperti di cabik-cabik memang bukan kalian yang mengalaminya tetapi besok atau lusa kalian yang mengalami kasus yang seperti ini maka saya hanya biasa mengatakan sabar saja, suatu saat nanti ada ji gantinya yang lebih baik, satu lagi yang saya mau bilang, sebenarnya saya mau marah, mau menangis bahkan membunuh si panjang tangan itu tapi perbuatan tersebut sangat sia-sia. Karena kalau dipikir secara logika, menangis siapa yang ditangisi, mau ki marah siapa yang mau di marahi?. Semua itu tak ada yang abadi pastikan kembali pada yang mahakuasa.
            Seperti kata pepatah janganlah kau menganggap barang itu menjadi milik mu selamanya, karena kalau kamu beranggapan seperti itu lantas barang itu hilang maka kau akan tidak terima kehilangan barang tersebut.
Kata Firdaus Abdul Rahim. Kita rehat sejenak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pandemi Tak Kunjung Usai, Keluarga Cemas Karena Tak Ada Yang Mudik

Selama kura n g lebih setahun P andemi merajai dunia maka aktifitas manusia sangat dibatasi, semua kegiatan diatur melalui jaringan internet...