Minggu, 22 September 2019

KACAMATA ORANG AWAM TENTANG DISABILITAS









            Di sekitar akhir 2018 saya bersama kawan- kawan PERDIK (pergerakan difabel untuk kesetaraan) membahas tentang isu- isu disabilitas, yang berlokasi di taman baca Ininawa kabupaten Maros, kegiatan tersebut berjalan kurang lebih 4 hari. Adapun lembaga yang hadir pada saat itu PERDIK Sulsel, Gergatin Makassar, DPD PERTUNI Sulsel dan perwakilan dari KEMEMPORA.
            Di dalam diskusi tersebut pemateri menjelaskan kepada peserta tentang stikma atau lebel (cap miring) yang terjadi di Masyarakat seperti, “Ketika di waktu pagi lantas sada orang disabilitas yang mau menumpangi Mikrolet menurut sebahagian orang disabilitas itu membawa sial atau rezeki kurang didapat kalau pagi- pagi kita muat orang disabilitas”. Stetmen inilah yang akan di perjuangkan agar masyarakat tahu bahwa disabilitas itu bias juga seperti layaknya orang pada umumnya.
            Di akhir kegiatan tersebut semua peserta disuruh untuk mencari warg adalam hal wawancara mengenai isu-isu disabilitas. Menurut ibu Jum pada saat ditemui di halaman Rumahnya, “Orang disabilita situ orang yang ketidak berfungsian sosial karena cacat, jadi perlu ada perhatian dari pemerinta khususnya dinas sosial”.
            Berbeda dengan bapak Martin saat di temui di selah- selah kesibukannya menjelaskan kepada kami Bahwa, “Semua manusia itu tidak ada yang berbeda semua sama di mata tuhan dan kalau masalah kecacatan itu sudahdiatur oleh tuhan yang mahakuasa”. Tak hanya itu, pensiunan tentara ini saat kami Tanya apakah anak disabilitas itu berhak untuk sekolah? Iya mengatakan berhak sebagaimana dikatakan dalam UUD 45 “Bahwa semua warga Negara Indonesia wajib mendapatkan pendidikan yang layak, apa tak lagi di zaman modern ini ilmu dan teknologi semakin berkembangdansemua aksesgampang di jangkau melalui teknologi yang adasaat ini. Setelah wawancara itu terlaksana dengan baik maka masing- masing peserta diskusi mempersentasikan di depan pemateri, namun sebelumitu, semua peserta di Tanya tentang pengalamanya mewawancarai narasumber. Menurut salah satu peserta yang berinisial HM, “Saya sulit berkomunikasi dengan narasum berkarena saya tidak paham apa yang di bicarakan, apalagi saya seorang tunarumu makanya saya sulit untuk berkomunikasi seandainya ada teman-teman penerjemah yang ikut maka saya bisa paham apa yang di bicarakan oleh teman- teman yang lain”.
            Selain dari pada itu di akhir kegiatan tersebut semua peserta dan kakak- kakak panitia membawa kami menikmati wisata  alam Bantimurung disaat menuju ke wisata tersebut saya banyak berbincang dengan kakak- kakak panitia mengenai isu- isu disabilitas yang akan di muat dalam tulisan seperti, tempat wisata yang kurang akses bagi disabilitas dan tempat umum lainnya.
Firdaus Abdul Rahim
Kamis 19 Sebtember 2019.

Senin, 16 September 2019

Menabung amal jariyah

Rombongan jariyah grup mengunjungi yayasan pembinaan tunanetra indonesia dalam rangka berbagi kepada anak pembinaan tunanetra indonesia. Ada pun donasi yang di berikan kepada mereka meliputi air galon dan kebutuhan alat mandi. Selain dari pada itu, jariah grub juga mengajak teman- teman tunanetra untuk makan bersama di gedung serbaguna Yapti. Di selah- selah kunjungan tersebut teman- teman dari jaria grub disambut dengan berbagai penampilan di antaranya, drama dan hiburan lainnya. Menurut ketua jariyah grub Ayyub menjelaskan ke pada peserta bahwa, "Dengan adanya jariya grub ini maka pintu - pintu hati kita di ketuk untuk saling berbagi". Tak hanya itu, Ayyub juga memperkenalkan teman- teman jariyah grub ke pada anak- anak Yapti.
Makassar, 15 Sebtember 2019
Firdaus Abdul Rahim

Sabtu, 14 September 2019

Kermerdekaan ada di tangan generasi bangsa



























Ratusan siswa siswi yayasan pesantren islam Datuk ribandang mengikuti upacara Hut Kemerdekaan Indonesia yang ke 74 di pelataran sekolah. Upacara ini di hadiri oleh berbagai jenjang yang meliputi: SD, SMP dan SMA. Upacara dengan penaikan bendera sang merah putih sangat jauh berbeda dibanding dengan hari biasanya. Upacara kali ini yang bertindak sebagai petugas adalah guru- guru dari sekolah islam Datuk ribandang. Sementara itu, pasukan pengibar bendera atau Paskibra di ambil dari peserta didik SMA datuk ribandang. Tak hanya upacara yang diadakan namun berbagai perlombaan- perlombaan diantaranya, kebersihan kelas, siswa & guru berprestasi dan terfavorit. Munurut kepala sekolah SMA Datuk ribandang Jufri P. S.sos saat di temui di kantornya mengatakan, "Harapan dari pihak sekolah dengan di adakannya upacara 17 Agustus ini mudah-mudahan tahun kedepan bisa sama yang di adakan pada hari ini, bahkan kalau bisa melebihi dengan hari ini, di mana pada hari ini banyak siswa- siswi kami yang mendapatkan penghargaan seperti ranking satu, dua dan seterusnya. Tak hanya itu kepala sekolah lebih lanjut mengungkapkann bahwa, "Dengan adanya kegiatan ini maka alangkah lebih bagusnya, kalau semakin di tingkatkan".
#Makassar
#Sabtu17Agustus2019.
Firdaus Abdul Rahim dan Muharram S.Pd (Juru kamera).

Senin, 09 September 2019

Silaturrahmi itu indah

Karena silaturrahmi membuat kita menjadi banyak teman, saudara dan sahabat, maka isilah kehidupan kita dengan memperbanyak silaturrahmi dengan sahabat dan sanat keluarga.
Sebagaimana dikatakan dalam riwayat: bersilaturrahmilahh agar rezekimu bertamba dan umurmu semakin panjang dan berberkah.
Ketua majelis dai muda Bulukumba ustd Ihwan bahar bersilaturrahmii ke yayasan pembinaan tunanetra indonesia <yapti>
#yapti #MDM #santri baru.

Jumat, 06 September 2019

Kenali Aku dengan Tulisan

Perkenalkan nama saya Firdaus Abdul Rahim lahir pada 25 Januari 1999, dari kedua mempelai Abdul Rahim dan dasi.
Saya anak terakhir dari 10 bersaudara. Latar pendidikan saya SMA kelas 12.
Hobi menulis beritta. Sebelum saya mengenal dunia leterasi, saya bercita- cita sebagai guru. Namun dengan adanya tusi word berkunjung ke lembaga persatuan tunanetra indonesia (Pertuni) maka saya mencoba untuk menggeluti dunia leterasi, karena leterasi itu unik dan bisa sebagai teman curhat.
Cita- cita saya saat ini iyalah ingin jadi wartawan karena seorang wartawan itu merupakan sumber informasi bagi semua manusyia di seluruh plosok dunia.
Tak hanya itu, latar belakang keluarga saya seorang petani padi, selain dari pada itu, ayah saya juga seorang tenaga pendidik di salah satu lembaga pendidikan ternama di tanah kelahiran saya yang beralamat di kabupaten luwu timur desa lambara harapan.
Kini saya sebagai anak terakhir atau seperti kata orang anak di manja: eh, maksud saya anak yang paling gagah, menempuh pendidikan di tanah kelahiran orang lain agar bisa berguna bagi bangsa dan negara. .
.. .

Pandemi Tak Kunjung Usai, Keluarga Cemas Karena Tak Ada Yang Mudik

Selama kura n g lebih setahun P andemi merajai dunia maka aktifitas manusia sangat dibatasi, semua kegiatan diatur melalui jaringan internet...