Di Jumat yang lalu 13 Desember
2019 teman-teman peserta tour FLP (Forum Lingkar Pena) berangkat ke Malino
kecamatan kanreapia kabupaten gowa dalam rangka mengikuti pembelajaran yang
diadakan oleh FLP cabang Makassar selama 3 hari, namun bagi saya sebagai peserta
sangat kecewa karena tidak mengikuti semua materi yang di sampaikan pemateri di
antaranya, materi tentang opini dan motifasi menulis. Tetapi itu bukan
penghalang untuk tidak menyusul pada Sabtu siang 14 desember 2019. Saya masih
mendapatkan materi yang berkaitan dengan materi-materi sebelumya diantaranya,
menembus media, sama materi puisi.
Tak hanya materi yang saya
dapatkan melainkan teman-teman peserta dan kakak-kakak panitia yang ramah
disabilitas. Selama saya di lokasi tour FLP banyak hal-hal yang menarik saya
dapatkan seperti penampilan kocak dari kakak-kakak panitia.
Kakak panitia ini namanya Adit
dia selalu membuat peserta dan panitia tertawa dengan tingkahnya. Salah satu
tingkahnya yang paling kocak yaitu pembacaan puisi, yang tiba-tiba menarik
salah satu kakak panitia untuk menjadi bahan tampilannya.
Namun sebelum kak Adit tampil
saya dan peserta lain di bantu dari kakak panitia untuk sesekali menyemangati
beliau agar dia semangat menampilkan puisi dan membuat kami sebagai peserta
tertawa dan tidak mengantuk pada saat mendengarkan materi. Namun tidak sampai
di situ, perjuangan kak Adit untuk membuat kami tertawa, kak Adit ini selalu
membuat hal-hal yang baru seperti, berteriak sambil mengucapkan "FLP"
atau berbalas pantun dengan sesama panitia.
Itulah semua kekocakan
kakak-kakak panitia yang lucu tetapi bernilai pelajaran, tetapi ada beberapa
hal yang menurut saya yang menarik dan perlu digali potensinya kak Adit di
bidang perpuisian karena kalau saya memperhatikan kak Adit membacakan puisi
saya teringat seorang tokoh sastrawan Sulawesi Selatan namanya Asdar Muis. Satu
kata buat kak Adit teruslah berkarya karena dengan itu anda bisa di kenang
selamanya, salam literasi.
Tak hanya kakak panitia yang
bikin kami tertawa namun kesejukan alam yang menusuk sampai ke tulang-tulang
pengunjung. Apalagi kalau sekitar jam 3 subuh tubuh ini ikut menari mengikuti
alam semesta sehingga tubuh ini berkata jangan engkau sentuhkan saya dengan air
karena saya tidak mau melihat alam merasakan apa yang dirasakan tubuh ini.
Itulah cerita sedikit mengenai
kegiatan tour FLP yang dilaksanakan di malino yang memberikan banyak pelajaran
bagi peserta yang mengabdikan diri dalam kegiatan ini.
Bagi saya Forum lingkar pena itu
asik dan di sinilah kita bisa mengungkap ide-ide yang sifatnya konyol dalam
tanda kutip komedi dan khayalan tingkat tinggi. Satu kata buat pengurus FLP
terima kasih telah mengikut sertakan saya di semua kegiatan wawancara, tour
hingga sekolah menulis dan saya salut bagi pengurus karena tidak memandang
siapa, yang penting anda mau belajar, terkhusus bagi mereka yang mau
memperdalam ilmu kepenulisan.
Oh ya, satu lagi saya sangat
salut bisa bergabung di forum ini selain dari pada belajar menulis kita juga
diajar untuk berorganisasi, yang spesialnya lagi FLP itu tidak hanya
mengajarkan kita tentang ilmu dunia melainkan ilmu yang sifatnya ilmu yang
merujuk ke akhirat (ilmu agama). Sepulang dari tour kakak panitia membuat saya
syok dengan menampilkan wajah saya di media, dengan caption Firdaus Penyandang
Disabilitas yang Punya Impian Jadi Penulis Inspiratif di Masa Depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar