Selasa, 14 Januari 2020

Al-Qu'ran Sebagai Penyembuh Dari Semua Penyakit

Aroma terapi Assafa diambil dari nama bukit yang terletak di Makkah sehingga produk aromaterapi ini di namakan As-Safa.
Menurut Hasbin selaku distributor As-Safa menjelaskan bahwa: "Aroma terapi ini bersumber dari tumbuh-tumbuhan seperti daun bidara, Habbatussauda dan minyak zaitun”.
Ketiga ini kami ambil karena sudah jelas di katakan dalam hadis bahwa Habbatussauda itu obat dari segala penyakit kecuali kematian.
Jadi, kalau anda merasa sakit-sakit "Saya sarankan untuk konsumsi Habbatussauda".
Hasbin lebih lanjut menjelaskan minyak zaitun itu kami ambil dari Al-Qur’an Surah At-Tin. Bila mana Allah bersumpah dengan makhluknya yg ada di muka bumi ini menunjukkan ada keutamaan terhadap makhluk tersebut.
Tak hanya aroma terapi yang kami miliki, Kami juga memiliki sabun yang bahan-bahannya dari 3 macam bahan itu tadi.
 
 
 
 
 
Nama As-Safa ini kami ambil agar kita mendapatkan keberkahan dari nama ini sehingga kami memberikan produk ini kami berikan nama mulai dari aroma terapi As-safa, buku Tajwid As-safa hingga nama Paud yang kami bina, ujar Rahmayani istri Hasbin.
Sementara itu Hasbin lebih lanjut menambahkan bahwa, prodak ini agar di berkahi oleh Allah maka kami berinisiatif untuk merukyanya.
Sebagaimana dijelaskan dalam alquran sebagai berikut: dan aku menurunkan Al-Qur’an sebagai obat dan rahmat bagi yang beriman.
Maka dari itu yang minat dengan produk ini silahkan hubungi kami 081355507444.
Ujar Hasbin pada saat ditemui di kediamannya di Jalan Sungai Sa'dang Baru Lorong 2 Makassar Sulawesi Selatan.
Hasbin juga berharap dengan adanya media yang meliput product ini itu bisa menjadi pengetahuan bagi masyarakat terkhusus di Makassar.
Selama kami menjalankan usaha ini alhamdulillah semua customer yang mengambil product kami memberikan respon yang memuaskan.

Rabu, 08 Januari 2020

Adit Sebagai Simpel Pada Towr FLP 2019.

Di Jumat yang lalu 13 Desember 2019 teman-teman peserta tour FLP (Forum Lingkar Pena) berangkat ke Malino kecamatan kanreapia kabupaten gowa dalam rangka mengikuti pembelajaran yang diadakan oleh FLP cabang Makassar selama 3 hari, namun bagi saya sebagai peserta sangat kecewa karena tidak mengikuti semua materi yang di sampaikan pemateri di antaranya, materi tentang opini dan motifasi menulis. Tetapi itu bukan penghalang untuk tidak menyusul pada Sabtu siang 14 desember 2019. Saya masih mendapatkan materi yang berkaitan dengan materi-materi sebelumya diantaranya, menembus media, sama materi puisi.
Tak hanya materi yang saya dapatkan melainkan teman-teman peserta dan kakak-kakak panitia yang ramah disabilitas. Selama saya di lokasi tour FLP banyak hal-hal yang menarik saya dapatkan seperti penampilan kocak dari kakak-kakak panitia.
Kakak panitia ini namanya Adit dia selalu membuat peserta dan panitia tertawa dengan tingkahnya. Salah satu tingkahnya yang paling kocak yaitu pembacaan puisi, yang tiba-tiba menarik salah satu kakak panitia untuk menjadi bahan tampilannya.
Namun sebelum kak Adit tampil saya dan peserta lain di bantu dari kakak panitia untuk sesekali menyemangati beliau agar dia semangat menampilkan puisi dan membuat kami sebagai peserta tertawa dan tidak mengantuk pada saat mendengarkan materi. Namun tidak sampai di situ, perjuangan kak Adit untuk membuat kami tertawa, kak Adit ini selalu membuat hal-hal yang baru seperti, berteriak sambil mengucapkan "FLP" atau berbalas pantun dengan sesama panitia.
Itulah semua kekocakan kakak-kakak panitia yang lucu tetapi bernilai pelajaran, tetapi ada beberapa hal yang menurut saya yang menarik dan perlu digali potensinya kak Adit di bidang perpuisian karena kalau saya memperhatikan kak Adit membacakan puisi saya teringat seorang tokoh sastrawan Sulawesi Selatan namanya Asdar Muis. Satu kata buat kak Adit teruslah berkarya karena dengan itu anda bisa di kenang selamanya, salam literasi.
 

 

Tak hanya kakak panitia yang bikin kami tertawa namun kesejukan alam yang menusuk sampai ke tulang-tulang pengunjung. Apalagi kalau sekitar jam 3 subuh tubuh ini ikut menari mengikuti alam semesta sehingga tubuh ini berkata jangan engkau sentuhkan saya dengan air karena saya tidak mau melihat alam merasakan apa yang dirasakan tubuh ini.
Itulah cerita sedikit mengenai kegiatan tour FLP yang dilaksanakan di malino yang memberikan banyak pelajaran bagi peserta yang mengabdikan diri dalam kegiatan ini.
Bagi saya Forum lingkar pena itu asik dan di sinilah kita bisa mengungkap ide-ide yang sifatnya konyol dalam tanda kutip komedi dan khayalan tingkat tinggi. Satu kata buat pengurus FLP terima kasih telah mengikut sertakan saya di semua kegiatan wawancara, tour hingga sekolah menulis dan saya salut bagi pengurus karena tidak memandang siapa, yang penting anda mau belajar, terkhusus bagi mereka yang mau memperdalam ilmu kepenulisan.
Oh ya, satu lagi saya sangat salut bisa bergabung di forum ini selain dari pada belajar menulis kita juga diajar untuk berorganisasi, yang spesialnya lagi FLP itu tidak hanya mengajarkan kita tentang ilmu dunia melainkan ilmu yang sifatnya ilmu yang merujuk ke akhirat (ilmu agama). Sepulang dari tour kakak panitia membuat saya syok dengan menampilkan wajah saya di media, dengan caption Firdaus Penyandang Disabilitas yang Punya Impian Jadi Penulis Inspiratif di Masa Depan.


Pandemi Tak Kunjung Usai, Keluarga Cemas Karena Tak Ada Yang Mudik

Selama kura n g lebih setahun P andemi merajai dunia maka aktifitas manusia sangat dibatasi, semua kegiatan diatur melalui jaringan internet...